Assalamu’alaykum Ukhty,,
Spesial hari Ibu, Kopdar kali ini diramaikan dengan berbagai games.
Salah satu gamesnya adalah menulis “Surat Cinta untuk Ibu” dengan waktu selama 10 menit.
Ini dia 3 pemenangnya,,
semoga bermanfaat,,
semoga menginspirasi,
SELAMAT HARI IBU
__________________________________________________________________________________
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,,
Ibuku Tercinta,,
Ibu, semoga sedikit coretan ini bisa mewakili isi hatiku.
Ibu, sekarang anakmu-pun telah menjadi seorang Ibu.
Subhanallah,, Luar biasa, Beginikah yang dulu engkau rasakan.
Bahagia,bingung, takut, dan bercampur baur semua rasa ini begitu tau aku hamil.
Bagaimana kelak aku harus melahirkan, menyusui serta membesarkan dan mendidik anak-anakku hingga dewasa.
Dan tidak sampai disitu, bahkan kelak semuanya harus dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya.
Ibu, setelah merasakan menjadi seorang ibu, aku lebih tau bagaimana engkau dulu harus membuang jauh egomu.
Engkau selalu mendahulukan kepentingan kami, anak-anakmu.
Disaat kami membuat masalah, engkaulah juga pertama dinilai orang.
pengorbananmu sugguh luar biasa, tak mungkin aku dapat membalasnya. Disaat belum puas aku berbakti, kini harus kualihkan segenap perhatian pada anak dan suami.
Maafkan aku, Ibu.
Maaf, aku tak mungkin membalas jasamu.
Kepada-Nya, kumohon tempat terindah di surga
Sila, anakmu,
___________________________________________________________________________________
Assalamu’alaikum, Mama..
Bagaimana kabarmu di sana?
ananda berharap engkau dan papa serta adik selalu dalam lindungan Allah.
Mama,
maafkan ananda yang belum bisa memberikan cinta sebagimana cintamu kepada ananda,
begitu banyak yang telah engkau perjuangkan untuk bidadari dunia yang telah lahir 23 tahun lalu,
yang dulu kau timang dengan penuh kasih sayang,
yang dulu kau temani belajar hingga rembulan bersinar dengan tenangnya,
Mama,
maafkan ananda yang belum bisa membahagiakan engkau sebagaimana engkau membahagiakan ananda,
begitu banyak campur tangan kasih sayangmu dalam hidup yang hampir seperempat abad ini,
begitu banyak kesalahan yang ananda perbuat,
begitu seringnya ananda mengabaikan nasihat dan anjuran dari bibir manismu,
Mama,
ananda sangat menyayangimu,
terima kasih telah menjadi jembatan terindah untuk ananda hingga ananda berada pada titik ini,
begitu luar biasa perjalanan bersamamu,
yang dulu, selalu menemanimu berjualan di pasar dengan menaiki sepeda ontel yang telah ringkih,menaiki tangga pasar dan menyusuri bagian pasar untuk menjajakkan makanan dengan mengendong adik bungsuku yang cantik dan kedua tangan yang penuh dengan jinjingan.
Meski terkadang hanya pulang dengan membawa uang puluha ribu,engkau tak menampakkan rasa lelahmu dan kecewamu, bahkan engkau masih menawarkan kepada ananda untuk membeli jajanan yang ananda sukai,
tak akan kulupa perjuanganmu,
terima kasih atas kisah indah itu,,
waktu terus berlanjut,
hari berganti bulan, bulan berganti tahun,
hingga tiba saatnya, ananda harus merantau ke kota seberang yang jaraknya hanya 2-3 jam dari rumah tercinta, ya mungkin itu bagian dari jawaban do’amu.
teringat sekali, empat tahun lalu, ananda ingin sekali melanjutkan studi di Bandung atau Jakarta namun engkau masih belum bisa merelakan bahwa buah hatinya yang masih manja pergi terlalu jauh dari pelukannnya,
namun ananda sangat bersyukur sekali atas do’amu Mama,
Sebuah Kampus Perjuangan ini telah mengajarkan ananda banyak hal, Mama.
Beribu kata indah mungkin belum bisa menggambarkan spektra hati yang terjadi selama empat tahun lebih di kota ini.
saat awal ananda berada di kota ini, setiap akhir pekan dering handphone selalu berbunyi bahkan hampir setiap hari namun terkadang ananda tak sempat mengangkatnya atau bahkan terlalu lelah mengangkat telpon darimu di tengah sibuknya tugas kuliah, tugas pengkaderan, amanah yang semakin banyak.
Teringat sekali , engkau akan hal sederhana yang selalu engkau tanyakan kepada ananda saat telpon,
“Kapan pulang, Nduk?”
“sudah makan?”
“makan sama apa?”
“masih punya cukup uang?”
semua itu engkau tanyakan hanya untuk memastikan bahwa buah hatinya yang tak bisa dijaga dengan kedua tangannya baik-baik saja.
Maafkan ananda, Mama.
Maafkan,,
Beribu kali ananda mohon maaf mungkin rasanya tak akan cukup.
Mama,
begitu besar rasa gengsi yang ada untuk mengatakan bahwa ananda sangat menyangimu, dan memeluk erat tubuhmu,
ingin kusingkirkan jauh rasa gengsi itu dan mengatakan,
“Mama, ananda menyayangimu (sambil memeluk erat tubuhmu)”
Semoga apa yang ananda lakukann bisa menjadi ladang amal dan pahala untukmu, Mama.
Semoga kita berkumpul dalam surga-Nya.
Salam Sayang,
Buah Hatimu,
Masjid Baiturrozaq Sier Surabaya, 21 desember 2014
__________________________________________________________________________________
Assalamu’alaikum warrahmaullahi wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohiim,
Ibuk, Ibuk, Ibuk,Ibuk,,
Ibuk dengarkan, itu panggilan yang sering aku ucapkan buat ibuk.
Kangen deh sama Ibuk. Kita udah lama tak serumah dari aku SMA, aku sudah ngekos,
Sering banget malem-malem keinget ibuk, cerita bareng di kamar, peluk-pelukan, cubit-cubitan, marah-marahan, ketawa-ketawa.
Ibuk itu lebih dari hanya seorang penjaga,
Ibuk itu sahabatku.
Satu-satunya orang yang tau semua masalahku.
Satu-satunya orang yang tau kapan air mataku jatuh.
Satu-satunya orang yang sanggup menyeka air mataku.
Ibuk,, inget nggak tiap minggu dulu kita sering banget main salon-salon-an hehehe
Maaf sekarang aku jarang pulang,
Ibuk juga sering bilang kenapa sering banyak acara.
Maaf Ibuk, aku disini in syaa Allah tak melakukan hal yang sia-sia.
Apa yang aku lakukan disini, in syaa Allah untuk ibu dan bapak juga.
Aku ingin menjadi anak yang sholehah agar doaku untuk Ibuk dan Bapak tak akan terputus bahkan ketika kita harus berpisah untuk selamanya nanti.
Maaf Ibuk, aku selalu mencintai dan menyaanimu hina kadan aku serin merenekk manja. Padahal sudah sering engkau ingakan aar aku bisa lebih dewasa.
Maaf Ibuk, aku belum bisa. In syaa Allah aku terus belajar.
Terima kasih banyak Ibuk,
semua orang tau kalau apa yang telah engkau berikan padaku takkan bisa terganti.
Tapi aku mohon padamu, doakan terus anakmu ini agar menjadi anak sholehah,
agar kelak kita bisa saling memanggil ketika Allah menghitung amal kita,
agar kelak kita bisa berkumpul lagi di surga.
“Besok kalau aku pulang, kita main salon-salon-an lagi ya,
aku yang facial Ibuk, Ibuk yang motong rambutku.”
Dari Anakmu yang manja dan yang sangat menyayangimu,
-Arin-
___________________________________________________________________________________
Belajar sama-sama.
Sama-sama Belajar.
karena Menikah bukan sekedar tentang cinta.